Keterbatasan Infrastruktur Jadi Tantangan, V-GREEN akan Bangun 100.000 Stasiun Pengisian Daya untuk Dorong Adopsi EV di Indonesia
RuangOto.com – Perkembangan teknologi mobilitas listrik semakin pesat, namun infrastruktur pengisian daya yang belum memadai menjadi hambatan utama. Berbagai studi, termasuk Ernst & Young Mobility Consumer Index (MCI), menunjukkan bahwa minimnya stasiun pengisian daya atau charging station merupakan kekhawatiran utama konsumen. Indonesia juga menghadapi tantangan serupa, di mana keterbatasan infrastruktur dapat menghambat tercapainya target pemerintah di sektor EV.
Dengan target untuk mencapai 2,5 juta EV di jalan raya pada tahun 2024, akselerasi pembangunan infrastruktur pengisian daya menjadi krusial. Per awal 2024, PLN telah memasang 1.124 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di seluruh Indonesia. Meskipun merupakan langkah awal yang baik, namun jumlah ini masih belum cukup untuk mendukung transformasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, keterlibatan sektor swasta menjadi penting.
V-GREEN hadir sebagai kekuatan yang siap mengubah lanskap transportasi hijau di Indonesia. Melalui Nota Kesepahaman (MoU) dengan Prime Group dari Mesir, V-GREEN menargetkan pemasangan 100.000 stasiun pengisian daya untuk mobil listrik VinFast dalam kurun waktu tiga tahun. Kolaborasi ini merupakan bentuk nyata dari sinergi kuat antara kebijakan pemerintah dan inisiatif swasta.
Pelopor Mobilitas Hijau
Kehadiran V-GREEN di Indonesia bukanlah suatu kebetulan. Pemerintah telah lama mempersiapkan landasan untuk mendorong partisipasi sektor swasta dalam pengembangan EV. Peraturan Presiden No. 55/2019 dan berbagai kebijakan pendukung, seperti pembebasan pajak untuk produsen kendaraan listrik, subsidi pembelian EV, serta keringanan bea masuk untuk komponen kendaraan, turut menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Akan tetapi, potensi pertumbuhan V-GREEN di Indonesia tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah yang suportif. Strategi regional bertahap yang diimplementasikan V-GREEN memastikan bahwa pengembangan infrastruktur yang dilakukannya menjawab tantangan praktis. Dengan memprioritaskan Jakarta, Surabaya, dan Bali pada tahap awal, V-GREEN berfokus pada wilayah-wilayah dengan nilai strategis tinggi dalam hal adopsi EV.
Jakarta, sebagai ibu kota dan pusat ekonomi, merepresentasikan pasar terbesar bagi industri EV di Indonesia. Dengan lebih dari 10 juta penduduk dan permasalahan polusi udara yang semakin mendesak, transisi menuju transportasi bersih bukan hanya menjadi target, melainkan sebuah kebutuhan. Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, menawarkan peluang signifikan karena peran pentingnya dalam sektor industri dan logistik. Pelaku bisnis di Surabaya menunjukkan minat yang tinggi untuk mengadopsi armada hijau guna mengurangi biaya operasional dan jejak karbon. Sementara itu, Bali, dengan reputasi globalnya dalam hal keberlanjutan, berperan sebagai etalase pariwisata hijau. Jaringan V-GREEN yang luas akan mendukung penduduk lokal dan wisatawan yang sadar lingkungan dengan menerapkan praktik berkelanjutan.
Dengan mengembangkan infrastruktur pengisian daya yang menyeluruh, V-GREEN juga memfasilitasi VinFast, produsen EV terkemuka asal Vietnam, untuk menembus pasar Indonesia yang dinamis. Kemitraan ini melanjutkan kesuksesan yang telah dicapai di pasar lokalnya, dengan lebih dari 150.000 charging port terpasang di 63 provinsi dan kota. Inisiatif ini berhasil mengatasi kekhawatiran konsumen akan infrastruktur EV, sekaligus menjuarai pasar otomotif Vietnam selama sepuluh bulan pertama tahun 2024. Pencapaian ini menjadikan Vietnam negara pertama di Asia Tenggara di mana penjualan EV melampaui penjualan mobil konvensional .
Kemampuan V-GREEN dalam mengakselerasi mobilitas hijau menjadikannya sebagai pemain penting dalam revolusi kendaraan listrik di Indonesia.
Dari Infrastruktur, Menuju Keuntungan Ekonomi dan Lingkungan
Didukung oleh proyeksi investasi sebesar USD1,2 miliar, inisiatif ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas EV, tetapi juga memosisikan V-GREEN sebagai pemimpin dalam transisi mobilitas hijau di Indonesia. Dengan dukungan pendanaan dari Prime Group, kemitraan ini menjamin keberlanjutan finansial dan operasional proyeknya.
Manfaat ekonomi dari proyek ini sangat signifikan, dengan terbukanya lapangan pekerjaan dan peluang bisnis baru untuk konstruksi, operasional, dan pemeliharaan stasiun pengisian daya. Peluang ini terbuka di pusat kota seperti Jakarta hingga wilayah pedesaan, mendorong pemberdayaan masyarakat di seluruh Indonesia.
Di luar terciptanya lapangan kerja, pengembangan infrastruktur V-GREEN dapat merevitalisasi sektor energi Indonesia, menarik lebih banyak investasi di bidang energi surya dan angin. Hal ini tidak hanya mampu meningkatkan ketahanan energi nasional, tetapi juga mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil.
Dari segi lingkungan, upaya V-GREEN selaras dengan tujuan keberlanjutan Indonesia yang lebih luas, yaitu target emisi nol atau net-zero emissions pada tahun 2060. Pengembangan infrastruktur kendaraan listrik dengan memfasilitasi transisi ini dengan mendukung adopsi kendaraan tanpa emisi secara luas dapat mengurangi polusi udara di pusat kota seperti Jakarta, dan menurunkan jejak karbon pada sektor transportasi.
Tersedianya infrastruktur pengisian daya yang andal dan tersebar luas menawarkan manfaat nyata bagi berbagai kebutuhan sehari-hari mulai dari penggunaan transportasi pribadi, jasa logistik, hingga industri pariwisata. Dengan adanya infrastruktur pengisian daya dari V-GREEN, V-GREEN membuka jalan menuju masa depan transportasi yang lebih bersih dan berkelanjutan di Indonesia.