50 tahun Suzuki Bersama Indonesia Ngovid Bareng Forwot
RuangOto.com – Saat pademi covid-19, PT Suzuki Indomobil Sales memasuki usia ke 50 tahun harus tetap berjualan. Walaupun, kondisi ekonomi Indonesia lagi morat-marit dikarenakan wabah Corona yang menakutkan.
Pada kesempatan ini, Forwot mengadakan ngovid (ngobrol virtual dulu) bareng dengan PT Suzuki Indomobil Sales bertanya tentang pencapaian 50 tahun Suzuki di Indonesia.
“Dilihat dari sejarahnya sesuai dengan para pendahulunya yang membawa mobil Suzuki ini diperkenalkan di Indonesia adalah pertama Suzuki Carry. Pada saat itu yang pertama kali dijual di daerah Manado, awalnya untuk membantu para petani cengkeh di sana di tahun 1970-an gitu. Ini dapat cerita dari bapak Subronto Laras,” ungkap Donny Saputra sebagai Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales.
Seperti sudah diketahui bahwa Gaikindo memperediksi di tahun 2020 akan turun, kira-kira 600.000 unit pada bulan Maret dan April di awal-awal pandemi. Tapi, ada tiga periode pertama di bulan April, Mei, Juni dan Juli, Agustus serta September jadi ada 3 periode. Periode pertama ini adalah periode beradaptasi.
Dimana pasar saat itu sedang berlangsung menjadi periode recovery dari bulan April, Mei, Juni dan Juli. Kemudian, periode pertama terjadi penurunan, kontraksinya negatif di periode kedua sedikit ada bouncing di periode ketiga, harapannya akan menjadi lebih bagus dari pada periode kedua.
Suzuki pada prinsipnya bisa mempengaruhi kontraksi market yang ada tiga, pertama adalah kondisi ekonomi yang di tahun 2020 ini memberikan sumbangan negatif terhadap volume penjualan yang pertama. Kedua adalah stimulus produk, jenis stimulus market bisa berkontraksi negatif atau positif apabila ada, kalau tidak ada produk yang ditawarkan ke pasar negatif, apabila tetap meluncurkan varian baru.
Biasanya direspon oleh market dengan kenaikan penjualan dan stimulus menjadi kewajiban ATPM baik Suzuki maupun merek-merek yang lain untuk memperkenalkan produk-produk baru sehingga macet stimulus.
Jadi sudah ada dua simbol stimulus yang terakhir adalah regulasi sebagai salah satunya BBN yang akan dapat memberikan kontraksi yang positif terhadap pasar artinya terus hitungan akan mampu menaikkan penjualan.
Dari transisi ke recovery di bulan Oktober, November dan Desember kalau ada stimulus harapannya proses recovery dari industri mobil bisa lebih cepat.
Di beberapa negara di sekitar Indonesia juga memberikan stimulus yang hampir sama seperti Thailand, Malaysia dipakai di Singapura bahkan memberikan stimulus berkaitan dengan kemudahan untuk pembelian kendaraan bermotor baik itu mobil atau sepeda motor.
Apabila benar ada wacana pemerintah meniadakan pajak 0% diminta oleh kementerian perindustrian yang akan direalisasikan, ini akan mempengaruhi produk penjualan.
“Dengan wacana yang terlalu lama bisa menunda pembelian di kendaraan penumpang. Padahal PPNBM untuk komersial 0%. Kalau orang pembeli kendaraan komersial, mereka beli kendaraan karena mereka butuh untuk menopang bisnisnya. Jadi untuk kendaraan komersial agak berbeda. 45% jualan Suzuki ada di kendaraan penumpang. Jadi kalau kondisi makin susah, wacana berlarut-larut, bisa membuat susah produsen,” jelas Donny Saputra sebagai Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales.
Sebagai overview, di tahun 2020 kalau dilihat dibandingkan marketshare tahun lalu, wholesales naik sekitar 2,4%, retail 2,6%. Selama pandemi marketshare Juli sebagai tertinggi sejak tahun 2015, tapi ini volume marketshare, bukan kuantiti.
Untuk wholesales Suzuki niaga naik dari 51% menjadi 53%. Suzuki XL7 berkontibusi 16% dan All New Ertiga dari penjualan Suzuki. Tahun 2020, Suzuki akan fokus untuk memasarkan produk-produk yang di produksi di Indonesia. Jadi produk lokal berkontribusi 90%.
Secara retail kontribusi New Carry Pick Up sebanyak 55%. Sementara All New Ertiga sebesar 15% dan Suzuki XL7 11%. Besarnya kontribusi kendaraan niaga karena didorong faktor kebutuhan perusahaan untuk mencari pendapatan.
Terkait PSBB, ada beberapa kebijakan produksi di pabrik Bekasi, Cakung dan Cikarang. Dimana di antaranya kapasitas produksi dikurangi 50%. Kegiatan perkantoran sesuai Pergub juga Suzuki kurangi hingga 25%, dimana selebihnya WFH.
Aktivitas dan kapasitas showroom di Jakarta dikurangi hingga 25%. Sebagai gambaran, di Jakarta jumlah showroom sebanyak 7% dari total showroom di seluruh Indonesia.