ruangoto.com

Gautama Bersaudara: Inspirasi Kartini Edisi Millennials

RuangOto.com – Dalam rangka memperingati hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April, Royal Enfield ngobrol seru bersama 3 bersaudara Gautama – Diandra, Cassandra, dan Verrandra – ketika mereka riding bersama dan menjelajahi kota Jakarta sembari ngabuburit di bulan puasa. Ketiga perempuan muda ini sama-sama cantik dan berbakat di bidangnya masing-masing.

Diandra, Cassandra dan Verrandra – tiga kakak-beradik dengan profesi dan watak yang berbeda, dipersatukan oleh kecintaan pada dunia otomotif dan riding.

Diandra Gautama, mengikuti jejak ayahnya dan menjadi ‘pembuka jalan’ sebagai salah satu dari sedikit pembalap perempuan Indonesia. Menekuni hobi otomotif sejak duduk di bangku sekolah, Diandra bahkan sudah bergabung di klub mobil ketika masih di SMP kelas tiga. Ia terus berlatih sebagai pembalap touring dan puncaknya menjuarai Mercedes-Benz Club indonesia Championship 3.200cc pada tahun 2013 di Sentul.

Cassandra Gautama memilih jalan sebagai pekerja seni, yakni fotografer. Sedikit banyak, pilihan karirnya terpengaruh dari observasi terhadap sang ayah yang juga merupakan seorang arsitek. Secara tak sadar, ia mewarisi jiwa nyeni dari ayah.

Verrandra Gautama, yang kini menjadi chef dan berkreasi di dapur, banyak mendapatkan inspirasi dari melihat sang ibu yang jago meracik makanan menjadi kreasi nan lezat.

Anak-anak dari Chandra Gautama (mantan pembalap nasional) ini tak pernah takut untuk mengeksplorasi hobi dan mencoba hal-hal yang baru – bahkan di bidang yang non-konvensional. 

Tiga perempuan, tiga profesi, dipersatukan oleh kecintaan pada otomotif. Nyatanya ketiga perempuan ini selalu tampil kompak dan akur. Kuncinya, mereka tak pernah pelit mengucapkan kata “maaf” satu sama lain. Mereka pun selalu saling mendukung dan berusaha mengenal satu sama lain sebaik mungkin, sesuai ajaran dan amanat orang tua ketika mereka bertumbuh dewasa. Yang membuat unik, mereka bertiga memiliki hobi dan passion yang sama, yakni kecintaan pada dunia otomotif dan riding.

Ketiganya mengaku bahwa kecintaan mereka terhadap dunia otomotif berasal dari warisan sayang ayah yang hobi ngoprek mobil setiap minggu. “Mengendarai motor itu ada sensasi tersendiri yang jauh berbeda dari pengalaman mengendarai mobil. Kita benar-benar merasakan feeling menyatu dengan mesin motor dan lebih ‘dekat’ dengan jalan. Itu yang bikin ketagihan dan pingin riding terus,” ungkap Diandra Gautama yang baru kembali ‘mengaspal’ dalam enam bulan terakhir – setelah vakum beberapa tahun.

Sementara menurut Verrandra Gautama, riding sudah menjadi rutinitas yang wajib ia lakukan, minimal sekali dalam sebulan. “Yang aku rasakan setiap kali riding, ada suntikan dopamin dan adrenalin yang bisa membuat kita semangat kembali. Riding buatku jadi momen pelepasan stres,” jelasnya.

Cassandra juga mengamini perkataan tersebut. “Dari kecil kami diajari bukan untuk mengendarai kendaraan, tapi untuk memahami dan merasakan mesinnya. Ketika menaiki motor, sensasi ini jadi lebih terasa. Kita bisa lupa sejenak dengan rutinitas sehari-hari dan bisa menikmati jalan panjang yang ada di depan. Kapanpun kita mau, kita bisa berhenti dan beristirahat. Inilah yang membuat riding dengan motor terasa menyenangkan,” kata Cassandra.

Persaudaraan di Atas Aspal

Ada satu hal yang membuat Gautama Bersaudara jatuh cinta pada dunia motor, yakni persaudaraan yang dirasakan di atas aspal. Mereka mengakui, ada ikatan solidaritas antar sesama pengendara motor, yang jarang dijumpai di komunitas mobil.

Misalnya saja seperti pengalaman Verrandra. Ia pernah riding dari Bali Selatan ke Bali Utara, namun salah satu motor temannya bermasalah di jalan. Tak lama kemudian, ada kumpulan pengendara motocross yang lewat dan langsung berhenti untuk memberikan bantuan dengan mendorong motor mogok tersebut ke bengkel terdekat. Disitulah ia merasakan, betapa kuatnya solidaritas dan empati antar pengendara motor yang membuatnya semakin menyenangi komunitas roda dua.

Tiga Motor Royal Enfield untuk Tiga Bersaudara

Setelah menuntaskan riding ngabuburit dengan menaiki motor Royal Enfield Himalayan, Classic, dan GT 650, baik Diandra, Cassandra, maupun Verrandra sepakat bahwa brand motor ini punya rancangan dan feel istimewa yang membuat pengendara betah mengemudi berlama-lama.

“Yang paling kami sukai dari motor Royal Enfield, walaupun tergolong motor gede (moge), namun motornya sangat mudah untuk dikendalikan. Mesinnya bandel tapi koplingnya tetap smooth, bobotnya juga pas untuk menopang tubuh, tidak terlalu berat dan terlalu ringan, sehingga nyaman dipakai untuk sehari-hari. Buat para perempuan yang belum terlalu lincah di jalanan, motor Royal Enfield ini benar-benar bisa jadi motor yang patut dimiliki,” ungkap Diandra dan Verrandra.

“Kalau aku paling suka sama Royal Enfield karena brand ini sebenarnya adalah brand tua legendaris, tapi mereka selalu berinovasi untuk menangkap tren terkini di dunia otomotif. Inovasi-inovasi mereka, misalnya dengan mengeluarkan Continental GT yang bergaya cafe racer atau Meteor 350, sangat mengakomodasi pengendara dari berbagai latar belakang,” jelas Cassandra.

“Royal Enfield berkomitmen memberikan pengalaman riding terbaik untuk semua pengendara dan penggemar otomotif, tanpa membeda-bedakan gender. Kami percaya bahwa riding adalah titik mula untuk membangkitkan jiwa eksplorasi dalam diri. Untuk itu, kami menawarkan banyak jalan untuk mendorong tumbuhnya jiwa petualangan dan eksplorasi seumur hidup. Kami mendukung semangat ‘Pure Motorcycling’ yang melampaui batasan gender. Royal Enfield terus berupaya membuat sepeda motor yang mudah dikendarai dan digunakan oleh semua jenis pengendara – baik pemula maupun pro, baik laki-laki maupun perempuan. Di Indonesia, kami melihat semakin banyak pengendara perempuan yang memilih Royal Enfield karena desain motor yang klasik, unik, dan menggugah,” kata Vimal Sumbly, Head of International Business APAC, Royal Enfield.

Tentang Menjadi Kartini Masa Kini

Ibu Kartini telah menjadi sosok pahlawan perempuan di Indonesia berkat keberaniannya melawan penjajahan walau di tengah banyaknya keterbatasan. Namun, definisi Kartini masa kini pelan-pelan berubah. Bagi Gautama Bersaudara, menjadi Kartini masa kini berarti berani menjadi diri sendiri, mendobrak batasan-batasan yang ada, dan bisa hidup mandiri tanpa harus tergantung dengan pihak lain.

Seiring kemajuan zaman, perempuan harus teguh mencari passion yang disukai, agar dapat berkarya dan  bermanfaat lebih bagi orang lain.

“Pesan dari kami untuk sesama perempuan, kita tidak perlu takut untuk mencari ilmu dan mengeksplorasi diri kita sebebas-bebasnya. Kita harus berani untuk terjun langsung dan mencoba sendiri. Banyak kok hal menarik yang bisa dijalani tanpa harus meninggalkan fitrah sebagai perempuan. Apalagi di zaman sekarang, perempuan juga jago multitasking dan memiliki derajat yang sama dengan laki-laki. Entah itu mau jadi perempuan karir, berkarya di luar rumah, ataupun berkarya di dalam rumah, intinya lakukanlah apapun yang bikin diri kita bahagia,” ujar Diandra, Cassandra, dan Verrandra kompak.

Tentang Royal Enfield:

Sebagai brand sepeda motor tertua dalam produksi berkelanjutan, Royal Enfield telah menciptakan sepeda motor yang dibuat dengan indah sejak tahun 1901. Berasal dari Inggris, pabrik manufaktur didirikan di Madras pada tahun 1955, pijakan dari mana Royal Enfield mempelopori pertumbuhan kendaraan roda dua berukuran sedang di India segmen. Royal Enfield memproduksi motor yang menarik, tidak rumit, mudah diakses, dan menyenangkan untuk dikendarai; kendaraan untuk eksplorasi dan ekspresi diri. Ini adalah pendekatan yang disebut sebagai Pure Motorcycling.

Jajaran premium Royal Enfield termasuk cruiser Meteor 350 baru, “si kembar” Interceptor 650 dan Continental GT 650, penjelajah petualangan Himalaya, dan Bullet 350 dan Classic 350 yang ikonik. Para pengendara dan komunitas selalu dimanjakan dengan acara-acara menarik di level lokal, regional, dan internasional. Yang paling menonjol adalah Rider Mania, pertemuan tahunan ribuan penggemar Royal Enfield di Goa, dan Himalayan Odyssey, ziarah tahunan melewati beberapa medan terberat dan jalur gunung tertinggi.

Sebuah divisi dari Eicher Motors Limited, Royal Enfield beroperasi melalui 921 dealer format besar dan 638 toko studio di semua kota besar di India dan mengekspor ke lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Dua fasilitas produksi mutakhir milik perusahaan terletak di Oragadam dan Vallam Vadagal, dekat Chennai. Royal Enfield baru-baru ini berinvestasi di dua pusat teknis kelas dunia, di Bruntingthorpe, Inggris, dan Chennai, India, dan pada tahun 2020 membuka unit perakitan pertamanya di luar India, di Buenos Aires, Argentina. Dengan pertumbuhan lebih dari 17% tahun ke tahun selama 5 tahun terakhir dan penjualan di pasar internasional naik 96% pada 2019-20, Royal Enfield adalah pemimpin di pasar sepeda motor ukuran menengah global.

Iklan