Bedanya Rack & Pinion Dan Recirculating Ball
RuangOto.com – Sistem kemudi merupakan suatu mekanisme pada kendaraan yang berfungsi untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan.
Sejalan dengan perkembangan pengaturan arah roda belakang untuk membantu belok atau bahkan sebagai pengatur utama saat belok juga telah dikembangkan. Peran dari steering gear tersebut bukan hanya saja untuk mengarahkan roda pada mobil Anda, tetapi juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar roda kemudi menjadi ringan saat roda kemudi diputar.
Agar tercapai momen putar yang maksimal dan tidak melelahkan saat digunakan, maka steering box juga memiliki rangkaian gigi dengan perbandingan reduksi tertentu (steering gear ratio atau steering ratio).
Dengan demikian dibutuhkan perbandingan reduksi yang disebut juga perbandingan steering gear, dan umunya rentang perbandingan steering gear berkisar di angka 14:1 sampai 20:1.
Semakin besar angka perbandingan steering gear, maka putaran roda kemudi akan semakin ringan,tetapi akan semakin banyak juga putaran roda kemudi untuk membentuk sudut roda yang sama. Perbandingan gigi yang semakin kecil, maka akan membuat putaran setir terasa lebih direct. Sebagai berikut jenis steering gear yang digunakan yaitu Rack and pinion dan recirculating ball.
Rack and pinion steering adalah satu jenis sistem kemudi terlama, yang mulai muncul di era tahun 1980-an di Indonesia dan salah satu pelopornya adalah Toyota Corolla KE70 (Corolla DX).Di dalam tubuh rack & pinion tersebut bergerak ke arah linear didorong oleh gigi melingkar yang ada di dalam steering collumn.
Kemudi yang digerakkan dari steering collumn tersebut terhubung ke steering rack yang dapat menggerakan setir ke segala arah linear, termasuk ke tie rod yang terhubung ke as roda. Rack and pinion ini diusung oleh persingungan antara gigi pinion dan rack secara langsung, dan pemindahan momennya dinilai cukup ringan. Bobot putaran setir dari sistem kerja rack and pinion ini dinilai cukup akurat, ini dikarenakan gigi dari steering collumn tersebut langsung menyatu ke gigi di steering rack tanpa ada jarak atau celah yang terlalu besar. Namun rack and pinion tersebut kurang tepat untuk digunakan pada jenis kendaraan yang ukuran besar seperti truk atau bus, karena bentuk roda giginya yang kecil dan lightweight.
Serta akan mempercepat umur pemakaian pada gigi di rack pinion tersebut. Ini juga disebabkan karena bentuk gigi rack yang lurus yang menyebabkan cepatnya keausan. Meskipun, sejumlah SUV besar sudah banyak yang menerapkan sistem kemudi rack and pinion steering, seperti Toyota Land Cruiser 200.
Cara kerja recirculating ball tersebut adalah melalui gigi cacing yang terletak pada bagian bak roda gigi, lalu roda gigi tersebut terhubungkan ke linkage, batang penghubung, tie rod, idler arm, dan lengan nakel arm dihubungkan dengan ujung pitman arm. Dengan demikian dari bagian – bagian parts tersebut dapat memindahkan gaya putar dari kemudi ke roda – roda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah dan bantalan atas untuk peredam kejut.Salah satu keuntungan dari jenis recirculating ball tersebut adalah menggunakan komponen gigi kemudi yang relative besar, yang dapat digunakan untuk jenis kendaraan besar. Umur pemakaian jenis steering gear tersebut juga cukup panjang dan putaran kemudinya pun juga cukup ringan. Namun kelemahan dari recirculating ball tersebut strukturnya rumit, karena hubungan antara gigi sector dan gigi pinion tidak langsung dan biaya perbaikannya yang mahal.